Jumat, Februari 15, 2008

Tentang Keseimbangan

Pernah dengar tentang konsep “mizan”? Bahwa sesungguhnya Tuhan telah menciptakan mizan dalam dunia ini. Mizan yang dimaksud adalah takaran, atau ukuran, atau keseimbangan. Jadi, ada titik tertentu dimana jika segala ciptaan mengalami sebuah extrimitas tertentu, maka akan terjadi sebuah peristiwa dengan ekstrimitas serupa namun dengan arah yang berlawanan. Hukum ini juga telah dikemukakan oleh Newton dengan hukum keseimbangan universalnya.
Berikut beberapa peristiwayang mungkin pernah terjadi pada diri kita yang berhubungan dengan konsep keseimbangan tersebut. Yang pertama; mungkin kita pernah menyukai lawan jenis dengan tingkat ekstrimitas yang tinggi. Segala upaya yang kita punya telah kita keluarkan untuk menunjukkan bahwa kita memiiki perasaan yang serius dan tidak main-main dalam hal percintaan. Bukan hanya perasaan yang tercurah secara maksimum, namun juga pikiran, tenaga, bahkan materi/ harta yang kita miliki telah kita keluarkan secara maksimal untuk mendapatkan hal dimaksud. Namun, pada umumya usaha yang seperti itu mendapatkan reaksi dengan ekstrimitas serupa namun berlawanan, yaitu ditolak! Bahkan mungkin disertai dengan rasa jijik dan menjemukan. Pendek kata, anda tidak mendapatkan keinginan anda dengan tingkat ekstrimitas yang berlebihan.
Jika anda tipe yang cepat putus asa, mungkin anda tidak berfkitr mengapa hal ini terjadi, bukankah anda merasasudah melakukan yang terbaik dan yang terbaik pula yang anda tampilkan kepada pasangan anda. Mungkin berikutnya anda akan melakukan beberapa reaksi berlebihan lagi untuk mengimbangi rasa sakit yang berlebihan karena penolakan yang dilakukan pujuaan hati anda. Bisa jadi pelarian anda adalah mabuk, kekerasan, atau menyiksa diri dalam kamar, dan sebagainya ( anda yang lebih paham).
Dalam kasus diatas, berlaku jika anda ditolak, bagaimana jika anda diterima oleh pasangan anda?. mungkin anda akan merasa senang pada awal mula percintaan anda. Tetapi, seperti teori bola bandul, anda harus kembali kepada titik keseimbangan anda. Akan terjadi beberapa kekecewaan besar pada anda dengan rasa cinta anda yang berlebihan tersebut. Bisa jadi hal tersebut adalah: pasangan anda ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan anda diluar penerimaan cintanya. Bisa jadi ia kemudian pemalasnya minta ampun, atau cueknya minta ampun.
Apa yang seharusnya kita lakukan? Mungkin ada baiknya jika kita mulai bertindak pada porsi yang seimbang. Mulailah berpikir dan bernafsu secara seimbang, bergerak dengan penuh perhitungan dan reaksi yang cukup untuk menanggapi sikap/ perilaku sosok cinta anda. Berperilaku secara seimbang mampu membuat diri dan jiwa anda lebih sehat dan lebih dewasa.
Atau ada lagi contoh lain yang sedikit religius. Setiap kita mungkin sekali pernah mengalami peristiwa hidup yang masuk kategori cukup “berat”. Permasalahan yang dihadapi terasa sangat menyentuh jiwa anda, menguras tenaga dan pikiran anda, bahkan mungkin berpotensi membuat anda jadi gila!. Bisa saja peristiwa itu kecelakaan, putus nya hubungan dengan yang dcintai, anda dicari pihak berwajib, dan lainnya. Setiap waktu anda dihantui oleh perasaan tersebut, bahwa peristiwa yang ada alami merupakan peristiwa yang terbesar dan terberat bagi anda, bahkan rasanya tidak ada peristiwa lain yang lebih berat dari hal tersebut, sehingga apa yang dialami oleh orang lain menjadi sepele. Pendek kata, hanya masalah kita saja yang paling berat, paling hebat, paling menguras tenaga dan paling patut untuk diperhatikan.
Saat anda menuju ekstrimitas tersehut, anda butuh tempat pelarian yang berlawanan untuk mengimbangi perasaan takut anda tersebut. Tempat pelarian yang mampu memberikan ketenangan sebesar ketakutan anda sehingga anda merasa tersirami dengan kesejukan, kedamaian dan ketenangan setelah sebelumnya anda dihinggapi perasaan takut, tidak tenang dan gelisah. Mungkin anda akan berlari menuju agama. Setiap waktu anda habiskan untuk berdzikir, tiap malam anda bangun dengan kesiapan penuh dan pengharapan yang luar biasa tehadap Tuhan.
Namun, titik keseimbangan itu harus terjadi, bisa saja anda akan menemui kendala lagi/ masalah lain yang mengguncang pemahaman anda terhadap agama. Apa sebab? Karena anda beragama dengan cara yang tidak sehat. Bisa saja anda kemudian menuntut bertemu Tuhan, mendapatkan wahyu, dan hal-hal ekstrem lain yang tidak mungkin terjadi kecuali Tuhan menciptakan mukjizat baru dimana hal itu khusus terjadi pada diri anda. Karena keinginan anda tidak terjawab, maka keyakinan anda akan goyah, anda mulai mempertanyakan keabsahan doktrin agama yang selama ini anda pegang dan yang anda yakini.
Dalam beberapa kasus, mungkin sekali akan menjadi sebuah ekstrimitas baru didunia agama. Anda akan mulai menyalahkan sikap keagamaan orang lain, bahkan mungkin para ulama dan sarjana-sarjna agama akan anda kritik habis-habisan. Jadi, anda bergerak dari satu ekstrimitas yang satu menuju ekstrimitas yang lain. Jika ini yang terjadi, bersiaplah untuk selamanya anda merasa tidak tenang, tidak nyaman dan tidak bisa menikmati hidup.
Bukan berarti saya tidak menyukai keseriusan anda / orang lain dengan sikap ekstrim tersebut. Hanya, jangan sampai sikap tersebut justru menututp akal sehat kita yang kemudian menimbulkan konflik baru dengan lingkungan setelah sebelumnya kita melakukan hal yang sama (konflik) pada hal lain.
Saya setuju dengan konsep hedonis. Bukan dalam konsep hedonisme yang sekarang umum dipahami, tetapi hedon sebagai sebuah konsep keseimbangan. Begini kira-kira: untuk menikmati hidup ini, anda harus memiliki badan yang sehat. Karena badan sehat adalah sebuah kebutuhan untuk menikmati hidup, maka kita harus menjaga agar tubuh ini selalu sehat, maka perilaku yang buruk seperti begadang, tidak pernah berolah raga, mabuk-mabukan, dan perilaku menyimpang lainnya jangan dilakukan, karena anda akan menjadi sakit, menyakiti orang lain dan lingkungan dan pada jangka panjang anda tidak mampu menikmati hidup. Inilah konsep hedonis yang saya maksud dan saya ingini.

Tidak ada komentar: