Selasa, Februari 12, 2008

Tentang Ketuhanan

Setelah menganalisa konsep tentang tuhan yang sering kita gunakan untuk menjalin hubungan dengan tuhan. Dan mampu kita cerna dengan baik bahwa hal itu hanyalah sebuah abstraksi imaginer dari masing-masing individu. Fokus berikutnya yang coba kita bahas adalah wilayah tuhan memasuki diri kita.

Pada umumnya, dipercaya bahwa hati merupakan manifstasi keberadan tuhan. Pencarian tentang tuhan tak pernah manusia jumpai di wilayah materi, maka manusia beralih perhatin menuju hati. Umumnya disinilah manusia menamukan tempat bermukim dan menghabiskan waktunya bersama tuhan dalam keseharian hidupnya.

Didalam hati inilah manusia menemukan kebenaran-kebanaran ‘ajaib /bawah sadar’ yang tidak ia temui di wilayah materi. Kebenaran-kebenaran tersebut membuat manusia mengisolasikan dirinya menjauhi segala hal yang berhubungan dengan sifat-sifat materi. Kalau umumnya pada penggunaan akal manusia merasa melihat dan menemukan tuhan disegala hal melalui panca inderanya, tapi di wilayah ini manusia mendalami sendiri dirinya dan perasaannya dan ia merasa puas dengan kehidupan tersebut karena ia juga merasakan hidup bersama tuhan. Jadi ada dua arah. Yang pertama hidup dengan tuhan melalui kemampuan analisa dan panca indera,yang kedua hidup bersama tuhan dengan kedekatan emosional.

Keduanya sama-sama membahayakan. Namun fokus kita batasi pada penggunaan hati. Umumnya, setiap ilmu pengetahuan selalu melekat sifat kekuasaan. Hal ini sesuai dengn semangat era modern (Francis Bacon) dimana pengetahuan selalu identik dengan kekuasaan. Dan orang yang merasa mampu menyelami perasaannya akan menularkan kepercayaannya terhadap kebenaran mutlak ini kepada orang lain. Hal ini sering menimbulkan perbudakan agama (Religius Slavery). Dan pada umumnya kita tidak mampu untuk berontak, karena itu berarti mengingkari perasaan (dimana tuhan kita anggap berdiam disana). Sehingga kekuasaan religius ini semakin kuat menancap membuat hilang daya kritis dan kemampuan berfikir kita.

Apakah wilayah hati selalu mambawa kebenaran? Menurut ilmu psikoanisa, manusia dalam kehidupannya sebenarnya selalu digerakkan oleh alam bawah sadarnya. Dorongan-dorongan tersebut selalu menekannya untuk merealisasikan apa yang terpendam di dalam alam bawah sadarnya (menuntut aktualisasi). Alam bawah sadar adalah wilayah yang sedang didalami dan dipelajari. Kita sering bermimpi yang dikemudian hari menjadi kenyataan, baik itu mimpi yang jelas peristiwanya maupun menyiratkan simbol-simbol tertentu yang dapat kita prediksi arah kebenarannya, juga karakter dan perilaku sosial merupakan wilayah ini. Intinya, kebenaran wilayah hati/ alam bawah sadar merupakan wilayah yang belum dapat diyakinkan keakuratannya. Juga dalam filsafat etika, kemampuan Immanuel Kant telah diragukan. Karena fokus pada individu membawa manusia menjadi absolut

Mengapa wilayah hati harus diwaspadai? Umumnya, setiap manusia memasuki fase penelitian baru, tuhan selalu tersingkir keberadaannya. Dahulu, tuhan identik dengan alam dan seiring dengan pengetahuan manusia, alam ternyata bukanlah tuhan dan diketahui bahwa geraknya mekanistik dan dapat dipelajari. Disini timbul pengetahuan baru bahwa tuhan bukan alam, begitu juga saat manusia memasukkan tuhan dalam pikiran dan hatinya. Kecenderungan besar bahwa tuhan akan tersingkir jika manusia melakukan penelitian akan terbukti. Inilah yang membuat Fritjof Capra berkata” tuhan berada di batas horison kita”

Tulisan ini tidak menggiring kesadaran kita dan keinginan kita untuk berhubungan dengna tuhan menjadi jauh atau hilang, tetapi hubungan dengan tuhan melalui kedalaman perasaan dan hati individu tertentu menjadi berpotensi tidak baik dan merendahkan derajat manusia lainnya (Religius Slavery). Sebagai sebuah pra-wacana dimana kebenaran mutlak tersebut adalah relatif mari kita dialogkan tuhan sebagai sesuatu yang dimiliki bersama.

Tulisan ini juga tidak menyalahkan pemikiran manapun yang menemukan terang pada fokus pembahasan atau pendalaman wilayah tertentu (akal maupun hati). Hanya, porsi wilayah kekuasaan tuhan selayaknya dipikirkan kembali dan mendapat tempat sewajarnya.

1 komentar:

Rino Rinaldi mengatakan...

yah, lumayan buat seorang pemikir pemula