Kamis, Maret 06, 2008

Tentang Kesulitan Menulis

Terkadang diperlukan waaktu berjam-jam atau berminggu minggu untuk sekedar mendapatkan sebuah tulisan; yang dalam standar penilaian kita masuk kategori "bagus dan menarik", yang jika dibaca oleh orang lain akan segera mendapat sambutan yang baik.

Entah mengapa, kita harus bersandar pada sebuah definisi yang disebut sebagai "ilham". Sebuah makna yang menarik bagi jiwa kita, yang kita percayai datangnya dari luar kemampuan kita, namun tetap berada dalam diri. Bagaimana menjelaskannya dengan kata yang mudah? sesuatu yang dikatakan datang dari luar tetapi ada dalam jiwa?

Saya meragukan engan kebenaran yang ditawarkan oleh sesuatu yang kita sebut sebagai ilham ini. Apakah kedatangnnya tersebut memang sesuatu yang baik secara moral? Dan dapat dipertanggung jawabkan? karena standar moral untuk melakukan validitas kebaikan adalah standar moral yang telah kita miliki. Jikalau bertentangan dengan standar moral kita, biasanya kita akan menyebutnya sebagai sesuatu yang mengandung polemik.

Selain sumbernya yang kita tidak pernah tahu, dan standar kebenarannya adalah kita sendiri, juga datangnnya ilham ini tidak pernah melampuai kemampuan pengetahuan yang kita miliki. Tidak pernah kita mendapati seseorang yang mendapatkan ilham melebihi kemampuan/ kapasitas intelektualnya atau kemampuan daya pikirnya.

Darimana sang ilham ini mengetahui kemampuan daya pikir kita? Apakah ia datang dengan terlebih dahulu melakukan menyesuaikan terhadap pengetahuan yang kita miliki yang kita dapat dari kehidupan sehari-hri? Atau ilham ini adalah sebuah abstraksi kebetulan yang telah dihasilkan dari proses pemikiran acak yang tidak kita sadari?

Mengherankan! Seakan–akan ia mempunyai ritm kehidupan sendiri; yang datangnya seringkali disaat yang tepat dan kedatangannya seakan-akan memang telah kita nanti-nantikan bertahun-tahun lamanya. Sehingga saat ia datang maka mulut kitapun ternganga dan melupakan segala hal lain hanya demi ilham ini.

Sangat membingungkan fenomena ilham ini. Padahal kalaulah saya diberi kemampuan untuk selalu melakukan abstraksi yang baik terhadap apa-apa yang telah saya miliki yang kita sebut sebagai pengetahuan, saya ingin selalu menulis secara periodik. Tanpa menggantungkannya terhadap "ilham" saya ingin menulis seperti halnya saya menarik dan menghembukan nafas. Tidak pernah berhenti…

Tidak ada komentar: